Suatu saat saya & keluarga lewat di Jl RingRoad Utara, lalu kami melihat kok ada keramaian di Monjali. Cukup kaget juga melihat banyak lampu-lampu di halaman Monjali, yang biasanya pada malam hari terlihat sunyi sepi. Di pagar depan terpampang tulisan " Taman Pelangi " yang dihiasi lampu-lampu. Tapi karena pada saat itu sudah jam setengah 9 malam, maka kami mengurungkan niat untuk masuk kesana. Baru 1,5 bulan kemudian , kami baru ada kesempatan untuk kesana.
Kali ini saya akan berbagi cerita ketika saya dan keluarga kecil saya berkunjung ke Taman Pelangi Yogyakarta.
Disebut Taman Pelangi karena terdapat berbagai macam lampion yang berwarna-warni. Kata teman-teman kantor, taman ini sebelumnya dikenal dengan nama Taman Lampion. Taman yang terletak di halaman Monumen Jogja Kembali (Monjali) ini merupakan tempat rekreasi yang masih terbilang baru di Jogja, baru dibuka sekitar akhir 2011.
Harga Tiket Masuk Rp10.000,-/orang (hari biasa) dan Rp15.000,-/orang (weekend).
Menurut saya tiket masuk ini terasa cukup mahal untuk ukuran tempat wisata di Jogja. Apalagi di dalam taman terdapat lagi tiket wahana permainan & tiket nyewa ini itu yang harganya juga cukup mahal (bagi kantong saya....:D).
Tapi saya tidak terlalu merasa rugi juga, karena saya bisa berfoto-foto narsis bareng keluarga sepuasnya (hehehe....).
Cuma kayaknya tidak mungkin saya masukkan menjadi salah satu agenda wisata rutin keluarga saya. Mungkin saya baru akan berkunjung lagi kalau harus mengantar keluarga saya dari luar kota...(dasar Mak Irit.....:D )
Gerbang Masuk |
Sepertinya pihak pengelola Monumen Jogja Kembali ingin memaksimalkan kawasan ini menjadi kawasan wisata setiap waktu, dimana waktu siang hari digunakan untuk wisata sejarah dan pendidikan dan di malam hari menjadi wisata hiburan dan kuliner.
Kemudian kami berjalan ke arah tengah, kami melihat beberapa jenis lampion berukuran besar dan kecil. Ada lampion berbentuk burung elang raksasa, miniatur Tugu Jogja, patung naga raksasa, miniatur Candi Borobudur, kereta lengkap dengan kudanya, dan masih banyak lagi lainnya
Di
area tengah terdapat sebuah panggung
hiburan yang pada saat itu sedang menampilkan Live Music dari band lokal
yang saya tidak tahu apa nama bandnya & lagi nyanyi
apa...hehehe...., katanya sih hanya pada hari-hari tertentu saja ada
pertunjukan di panggung ini selain live music terdapat juga pertunjukkan
seni. Di sekitar panggung tersebut terdapat area foodcourt yang di dekatnya terdapat
beberapa gubuk-gubuk kecil yang disediakan buat menikmati makanan
sambil lesehan. Kawasan foodcourt ini menyediakan makanan seperti bakmi
Jawa, Bakso, Soto, Nasi Goreng, Sate, bermacam-macam fastfood
dan sebagainya. Di dekat kawasan ini juga terdapat arena bermain anak
seperti bom bom car, kereta putar, odong-odong, otopet, becak mini, sepeda tandem dan masih banyak lagi.
Namun untuk menggunakan permainan tersebut harus kembali mengeluarkan
dana dengan membeli tiket permainan yang ada disekitar lokasi.
Berjalan menuruni tangga jalan menuju ke
area bawah yang terdapat monumen yang dikelilingi kolam, kami melihat
bermacam-macam lampu yang ditempel di dinding.
Cukup menarik untuk dinikmati karena beranekaragam, namun cukup disayangkan tidak ada penerangan lain sehingga pengunjung seperti saya yang pake kacamata dan sudah rada uzur (hehehe...) tidak jelas melihat jalan yang terdapat beberapa tangga kecil naik turun yang kadang membuat kaki terutama anak-anak saya tersandung.
Cukup menarik untuk dinikmati karena beranekaragam, namun cukup disayangkan tidak ada penerangan lain sehingga pengunjung seperti saya yang pake kacamata dan sudah rada uzur (hehehe...) tidak jelas melihat jalan yang terdapat beberapa tangga kecil naik turun yang kadang membuat kaki terutama anak-anak saya tersandung.
Tiba
di area bangunan Monumen Jogja
Kembali, kolam yang mengelilingi bangunan Monumen Jogja Kembali dihiasi
oleh lampion dan digunakan sebagai wahana permainan air (Sepeda Air dan
Bola Air), Kereta wisata yang rutenya mengelilingi Monumen, Wahana
permainan ATV dan Permainan anak (Mobil-mobilan, sepeda, otopet) persis
di depan tangga masuk monumen.
Selain itu disekelilingnya terdapat beberapa warung makan kecil yang cukup beragam.
Tapi kembali disayangkan menurut saya cahaya penerangan di area ini juga minim, suasana kawasan ini masih terlihat gelap walaupun sudah gemerlap warna warni lampu dan lampion.
Selain itu juga cukup disayangkan tidak ada lampu yang mengelilingi bangunan utama Monumen Jogja Kembali sehingga terlihat remang-remang karena hanya mendapat dukungan sedikit lampu.
Padahal saya berharap keindahan lampu lampion juga didukung oleh keindahan arsitektur monumennya, seperti yang bisa kita lihat di Tugu Monas Jakarta yang terlihat bersinar dimalam hari.
Sayang, arsitektur monumen yang sangat menarik tidak dimanfaatkan.
Selain itu menurut saya penataan lampion yang tersebar di beberapa titik dan peletakannya yang kurang rapat menjadikan kawasan ini kurang terlihat gemerlap akan pesta lampion.
Selain itu disekelilingnya terdapat beberapa warung makan kecil yang cukup beragam.
Tapi kembali disayangkan menurut saya cahaya penerangan di area ini juga minim, suasana kawasan ini masih terlihat gelap walaupun sudah gemerlap warna warni lampu dan lampion.
Selain itu juga cukup disayangkan tidak ada lampu yang mengelilingi bangunan utama Monumen Jogja Kembali sehingga terlihat remang-remang karena hanya mendapat dukungan sedikit lampu.
Padahal saya berharap keindahan lampu lampion juga didukung oleh keindahan arsitektur monumennya, seperti yang bisa kita lihat di Tugu Monas Jakarta yang terlihat bersinar dimalam hari.
Sayang, arsitektur monumen yang sangat menarik tidak dimanfaatkan.
Selain itu menurut saya penataan lampion yang tersebar di beberapa titik dan peletakannya yang kurang rapat menjadikan kawasan ini kurang terlihat gemerlap akan pesta lampion.
Deretan Lampion Hello Kitty |
Tur
mengelilingi Taman Pelangi berakhir
dan saya kembali ke area foodcourt karena anak-anak mengeluh haus &
capek.
Jajanan kuliner yang ditawarkan sebetulnya cukup murah dan standart
harga makanan di tempat-tempat wisata lainnya, namun bagi saya pribadi
kurangnya
papan informasi mengenai harga makanan mengurangi minat saya untuk
menikmati makanan di kawasan ini.
Kesimpulan saya Taman
Pelangi Monjali cukup cocok digunakan sebagai wisata alternatif di malam hari
bersama keluarga.
0 komentar:
Posting Komentar